Path: Top -> S1 - Skripsi -> FKIP -> PGTK
MANFAAT MEMAJANG DISPLAY HASIL KARYA ANAK DI RUANG KELAS DI TK ADH-DHUHA
Skripsi/Tugas Akhir from umj / 2012-11-14 14:38:02
Oleh : FITRI YULIDA ISMAWATI, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dibuat : 2012-11-14, dengan 1 file
Keyword : MANFAAT MEMAJANG DISPLAY HASIL KARYA ANAK
Oleh : FITRI YULIDA ISMAWATI, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dibuat : 2012-11-14, dengan 1 file
Keyword : MANFAAT MEMAJANG DISPLAY HASIL KARYA ANAK
Latar Belakang
Setiap orang bertindak sesuai dengan apa yang difahami. Ketika bertemu dengan sebuah problem, setelah dikenali dengan indera maka proses selanjutnya akan terjadi pada memori dalam otaknya. Pertamakali yang diperlukan adalah identifikasi masalah yang akan diteruskan dengan proses-proses selanjutnya hingga tindakan pasca solving problem. Dalam melakukan proses-proses tersebut seseorang akan membuka kembali, meninjau ulang akan hal-hal yang pernah didengar, dilihat, dirasa serta yang pernah dilakukan yang masih tersimpan dengan baik di otaknya dalam bentuk ingatan.
Setiap referensi di otak akan dipilih untuk menemukan acuan yang paling tepat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mencari hubungan antara memori yang cocok dengan problem yang sedang dihadapi. Jika sudah menemukan referensi dan ditambah dengan kekuatan daya pikir, seseorang akan melakukan kegiatan yang diinginkan agar masalah yang dihadapi selesai.
Rangkaian proses diatas memerlukan satu hal yang mendasar sebagai modal utama. Yaitu tidak lain adalah pengalaman. Memang benar adanya jika pengalaman dikatakan sebagai guru terbaik. Karena pengalamanlah yang akan menjadi referensi utama untuk men-support otak dalam mengolah data-data yang diterima dari indera menjadi sebuah out put dalam bentuk tindakan atau paling tidak menjadi sebuah kesimpulan akan adanya gejala yang ditemukan. Dari situ dapat diketahui bahwa pengalaman sangat diperlukan.
Pengalaman bukanlah sesuatu yang instant , tidak datang begitu saja dengan sendirinya.Pengalaman ditentukan oleh diri sendiri atau lebih tepatnya diciptakan sendiri. proses menciptakan pengalaman sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Namun tetaplah subjek utama dari penciptaan pengalaman adalah individu yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan akan pentingnya bagi setiap individu untuk berkarya.
Sekecil apapun sebuah karya akan sangat bermanfaat dalam rangka menciptakan pengalaman disamping sebagai media aktualisasi diri. Hal tersebut akan terasa lebih besar manfaatnya jika melibatkan anak-anak. Terutama dalam usia pra sekolah. Pada usia tersebut, ketika anak mulai mengenal dunia lain di luar lingkungan keluarga merupakan masa-masa awal nan menentukan untuk mulai belajar berkarya dalam rangka menciptakan pengalaman sebagai referensi otak untuk berfikir dimasa mendatang.
Adalah benar jika belajar dapat dilakukan dengan melihat, mendengar atau membaca. Tetapi akan sangat lebih baik seandainya proses belajar tersebut jika dilakukan dengan mencoba langsung atau berkarya. Karena denagan berkarya anak akan tahu betul tahapan-tahapan kegiatan mulai dari perencanaan sampai kegiatan itu selesai. Bahkan lebih jauh lagi tahapan pasca kegiatan bersangkutan.
Akan menjadi masalah yang cukup serius jika anak takut atau segan dalam berkarya. Takut gagal atau tidak mendapat respon yang sesuai dengan harapan dari lingkungan sekitarnya. Keadaan tersebut akan menghambat anak dalam berkarya. Karena mereka selalu dihantui oleh bayangan buruk mengenai apresiasi yang akan didapatkan kelak sebelum mereka memulai berkarya. Sesuatu yang terpenting untuk diperhatikan dalam hal ini adalah bagaimana menumbuhkan minat untuk berkarya bagi anak. Bahkan lebih dari itu yaitu bagaimana menumbuhkan keberanian anak untuk mencoba berkarya tanpa merasa takut salah atau menerima penilaian buruk nantinya. Jika ini berhasil, proses belajar dalam rangka menciptakan pengalaman akan berjalan lancar. Namun jika yang terjadi justeru sebaliknya maka dapat dipastikan bahwa proses penciptaan pengalaman akan banyak menemui hambatan. Hilangnya minat dan keberanian berkarya sering menjadi kendala dalam proses mencoba bagi anak.
Menumbuhkan minat dan keberanian anak untuk berkarya tidaklah semudah membalikkan tangan, tetapi juga tidak sesulit yang dibayangkan. Jika diperhatikan lebiih jauh, faktor utama yang dapat menurunkan minat dan keberanian anak untuk mencoba adalah apreseasi dari lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat dalam usia tersebut anak masih dalam taham pencarian jati dirinya dan ingin selalu diterima oleh lingkungan sekitarnya. Sehingga sekecil apapun hal negatif yang ia terima mengenai hasil karya maupun kegiatan yang dilkakukan akan menimbulkan dampak negatif yang tidak sedikit bagi gairah anak untuk mencoba hal-hal baru. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan apresiasi yang cukup tanpa mengebaikan fungsi evaluasi.
Evaluasi untuk memperbaiki kualitas karya maupun kegiatan anak memang harus dilakukan. Tetapi juga jangan sampai kekurangan anak yang disampaikan dirasakan sebagai vonis bahwa dia memang memiliki kekurangan. Sementara di sisi lain hal itu dapat dijadikan sebagai umpan balik agar anak merasa tertantang untuk mencoba hal yang baru atau melakukan hal yang sama dengan lebih baik. Dan sepertinya inilah yang harus dilakukan oleh seorang pendidik baik itu orang tua maupun guru
Dalam rangka memberi apresiasi yang tinggi pada anak, seorang pendidik perlu memperlihatkan secara nampak dan nyata pada anak didik bahwa apa yang mereka hasilkan adalah sesuatu yang patut diterima oleh lingkungannya atau lebih jauh lagi hal itu diperlukan oleh lingkunganya. Dan itu akan lebih baik jika diberikan secara langsung pada anak yang bersangkutan ketika anak tersebut berada dalam lingkunganya dalam arti teman sekelas atau teman dalam satu kelompok untuk membangun citra diri bahwa dia punya potensi, punya kemampuan dan diakui oleh orang lain. Sehingga anak tidak terkesan inferior dan merasa dibawah bayang-bayang teman-temannya yang dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik darinya.
Untuk melakukan hal ini butuh media yang representatif sebagai sarana bagi seorang pendidik untuk melakukan apresiasi sekaligus evaluasi akan karya dan kegiatan anak. Disini anak perlu melihat langsung pada obyek yanh dievaluasi dan diapresiasikan sehingga mereka tahu persis apa yang perlu diperbaiki (terdapat kekurangan) dan mana yang seharuenya dipertahankan (potensi atau kelebihan), sehingga keberadaan obyek di lingkungan maupun di lingkungan bermain anak mutlak diperlukan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan keberadaan Display. Yaitu memajang atau memperlihatkan hasil karya anak agar dapat diperhatikan oleh anak yang bersangkutan beserta lingkungannya.
TK Adh-Dhuha sebagai salah satu lembaga pendidikan anak pra sekolah yang tentunya di dalamnya terdiri dari anak didik yang berada dalam tahapan pencarian jati diri. Sehingga dalam kesehariannya akan banyak terjadi proses evaluasi dan apresiasi terhadap hasil karya anak serta kegiatan yang dilakukan oleh anak didik TK Adh-Dhuha. Hal ini selain memerlukan guru yang berkualitas, keberadaan media yang sesuai juga tidak dapat diabaikan. Hal tersebut dirasa perlu karena media itulah yang yang nantinya akan digunakan oleh seorang guru untuk menunjukkan secara langsung kepada siswa TK Adh-Dhuha akan hal apapun yang disampaikan olehnya.
Mengenai proses apresiasi dan evaluasi hasil karya anak dalam rangka menumbuhkan minat dan keberanian anak untuk berkarya, tentunya perlu menghadirkan karya-karya siswa yang bersangkutan di depan lingkunganya. Dengan begitu diharapkan siswa TK Adh-Dhuha dapat melihat langsung reaksi orang lain ketika menyaksikan hasil karyanya. Terutama ketika karya tersebut diperhatikan oleh seseorang yang dianggap sebagai figur olehnya. Yaitu tidak lain adalah para Guru di llingkungan TK Adh-Dhuha. Untuk itu diperlukan tempat ataumedia untuk memajang karya karya yang dihasilkan oleh siswa TK Adh-Dhuha di ruang kelas mereka dalam bentuk display. Dimana dengan adanya display tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat dan keberanian anak untuk berkarya dan mencoba hal-hal baru yang belum mereka lakukan
Setiap referensi di otak akan dipilih untuk menemukan acuan yang paling tepat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mencari hubungan antara memori yang cocok dengan problem yang sedang dihadapi. Jika sudah menemukan referensi dan ditambah dengan kekuatan daya pikir, seseorang akan melakukan kegiatan yang diinginkan agar masalah yang dihadapi selesai.
Rangkaian proses diatas memerlukan satu hal yang mendasar sebagai modal utama. Yaitu tidak lain adalah pengalaman. Memang benar adanya jika pengalaman dikatakan sebagai guru terbaik. Karena pengalamanlah yang akan menjadi referensi utama untuk men-support otak dalam mengolah data-data yang diterima dari indera menjadi sebuah out put dalam bentuk tindakan atau paling tidak menjadi sebuah kesimpulan akan adanya gejala yang ditemukan. Dari situ dapat diketahui bahwa pengalaman sangat diperlukan.
Pengalaman bukanlah sesuatu yang instant , tidak datang begitu saja dengan sendirinya.Pengalaman ditentukan oleh diri sendiri atau lebih tepatnya diciptakan sendiri. proses menciptakan pengalaman sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Namun tetaplah subjek utama dari penciptaan pengalaman adalah individu yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan akan pentingnya bagi setiap individu untuk berkarya.
Sekecil apapun sebuah karya akan sangat bermanfaat dalam rangka menciptakan pengalaman disamping sebagai media aktualisasi diri. Hal tersebut akan terasa lebih besar manfaatnya jika melibatkan anak-anak. Terutama dalam usia pra sekolah. Pada usia tersebut, ketika anak mulai mengenal dunia lain di luar lingkungan keluarga merupakan masa-masa awal nan menentukan untuk mulai belajar berkarya dalam rangka menciptakan pengalaman sebagai referensi otak untuk berfikir dimasa mendatang.
Adalah benar jika belajar dapat dilakukan dengan melihat, mendengar atau membaca. Tetapi akan sangat lebih baik seandainya proses belajar tersebut jika dilakukan dengan mencoba langsung atau berkarya. Karena denagan berkarya anak akan tahu betul tahapan-tahapan kegiatan mulai dari perencanaan sampai kegiatan itu selesai. Bahkan lebih jauh lagi tahapan pasca kegiatan bersangkutan.
Akan menjadi masalah yang cukup serius jika anak takut atau segan dalam berkarya. Takut gagal atau tidak mendapat respon yang sesuai dengan harapan dari lingkungan sekitarnya. Keadaan tersebut akan menghambat anak dalam berkarya. Karena mereka selalu dihantui oleh bayangan buruk mengenai apresiasi yang akan didapatkan kelak sebelum mereka memulai berkarya. Sesuatu yang terpenting untuk diperhatikan dalam hal ini adalah bagaimana menumbuhkan minat untuk berkarya bagi anak. Bahkan lebih dari itu yaitu bagaimana menumbuhkan keberanian anak untuk mencoba berkarya tanpa merasa takut salah atau menerima penilaian buruk nantinya. Jika ini berhasil, proses belajar dalam rangka menciptakan pengalaman akan berjalan lancar. Namun jika yang terjadi justeru sebaliknya maka dapat dipastikan bahwa proses penciptaan pengalaman akan banyak menemui hambatan. Hilangnya minat dan keberanian berkarya sering menjadi kendala dalam proses mencoba bagi anak.
Menumbuhkan minat dan keberanian anak untuk berkarya tidaklah semudah membalikkan tangan, tetapi juga tidak sesulit yang dibayangkan. Jika diperhatikan lebiih jauh, faktor utama yang dapat menurunkan minat dan keberanian anak untuk mencoba adalah apreseasi dari lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat dalam usia tersebut anak masih dalam taham pencarian jati dirinya dan ingin selalu diterima oleh lingkungan sekitarnya. Sehingga sekecil apapun hal negatif yang ia terima mengenai hasil karya maupun kegiatan yang dilkakukan akan menimbulkan dampak negatif yang tidak sedikit bagi gairah anak untuk mencoba hal-hal baru. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan apresiasi yang cukup tanpa mengebaikan fungsi evaluasi.
Evaluasi untuk memperbaiki kualitas karya maupun kegiatan anak memang harus dilakukan. Tetapi juga jangan sampai kekurangan anak yang disampaikan dirasakan sebagai vonis bahwa dia memang memiliki kekurangan. Sementara di sisi lain hal itu dapat dijadikan sebagai umpan balik agar anak merasa tertantang untuk mencoba hal yang baru atau melakukan hal yang sama dengan lebih baik. Dan sepertinya inilah yang harus dilakukan oleh seorang pendidik baik itu orang tua maupun guru
Dalam rangka memberi apresiasi yang tinggi pada anak, seorang pendidik perlu memperlihatkan secara nampak dan nyata pada anak didik bahwa apa yang mereka hasilkan adalah sesuatu yang patut diterima oleh lingkungannya atau lebih jauh lagi hal itu diperlukan oleh lingkunganya. Dan itu akan lebih baik jika diberikan secara langsung pada anak yang bersangkutan ketika anak tersebut berada dalam lingkunganya dalam arti teman sekelas atau teman dalam satu kelompok untuk membangun citra diri bahwa dia punya potensi, punya kemampuan dan diakui oleh orang lain. Sehingga anak tidak terkesan inferior dan merasa dibawah bayang-bayang teman-temannya yang dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik darinya.
Untuk melakukan hal ini butuh media yang representatif sebagai sarana bagi seorang pendidik untuk melakukan apresiasi sekaligus evaluasi akan karya dan kegiatan anak. Disini anak perlu melihat langsung pada obyek yanh dievaluasi dan diapresiasikan sehingga mereka tahu persis apa yang perlu diperbaiki (terdapat kekurangan) dan mana yang seharuenya dipertahankan (potensi atau kelebihan), sehingga keberadaan obyek di lingkungan maupun di lingkungan bermain anak mutlak diperlukan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan keberadaan Display. Yaitu memajang atau memperlihatkan hasil karya anak agar dapat diperhatikan oleh anak yang bersangkutan beserta lingkungannya.
TK Adh-Dhuha sebagai salah satu lembaga pendidikan anak pra sekolah yang tentunya di dalamnya terdiri dari anak didik yang berada dalam tahapan pencarian jati diri. Sehingga dalam kesehariannya akan banyak terjadi proses evaluasi dan apresiasi terhadap hasil karya anak serta kegiatan yang dilakukan oleh anak didik TK Adh-Dhuha. Hal ini selain memerlukan guru yang berkualitas, keberadaan media yang sesuai juga tidak dapat diabaikan. Hal tersebut dirasa perlu karena media itulah yang yang nantinya akan digunakan oleh seorang guru untuk menunjukkan secara langsung kepada siswa TK Adh-Dhuha akan hal apapun yang disampaikan olehnya.
Mengenai proses apresiasi dan evaluasi hasil karya anak dalam rangka menumbuhkan minat dan keberanian anak untuk berkarya, tentunya perlu menghadirkan karya-karya siswa yang bersangkutan di depan lingkunganya. Dengan begitu diharapkan siswa TK Adh-Dhuha dapat melihat langsung reaksi orang lain ketika menyaksikan hasil karyanya. Terutama ketika karya tersebut diperhatikan oleh seseorang yang dianggap sebagai figur olehnya. Yaitu tidak lain adalah para Guru di llingkungan TK Adh-Dhuha. Untuk itu diperlukan tempat ataumedia untuk memajang karya karya yang dihasilkan oleh siswa TK Adh-Dhuha di ruang kelas mereka dalam bentuk display. Dimana dengan adanya display tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat dan keberanian anak untuk berkarya dan mencoba hal-hal baru yang belum mereka lakukan
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | umj |
Organisasi | F |
Nama Kontak | Lutfi Ali Muharom |
Alamat | Jl. Karimata 49 |
Kota | Jember |
Daerah | Jawa Timur |
Negara | Indonesia |
Telepon | 0331323915 |
Fax | - |
E-mail Administrator | [email protected] |
E-mail CKO | [email protected] |
Print ...
Kontributor...
- , Editor:
Download...
Download hanya untuk member.
File : BAB I jadi.pdf
(21706 bytes)